Sunday, January 1, 1995
The MacZone Catalog
Pertengahan 90an, pengguna Macintosh masih kembang kempis belum sebanyak sekarang. Tapi bukan berarti tidak ada support dari reseller Apple, seperti MacZone Indonesia ini. Katalog full color seharga Rp 5500 ini menampilkan semua isi produk Apple Macintosh dengan hardware & software pendukungnya. Dari QuickTake 100, PowerBook 520c hingga Adobe Photoshop 3.0 & Microsoft Word. Mari kita tengok produk-produk 'canggih' jaman itu.
Dibalik katalog produk ini ada Macindo sebagai supporter utama. Di masa itu, Macindo eksklusif hanya menjual produk Apple, bukan kamera digital.
Pixar Typestry (software keluaran Pixar) untuk membuat typografi dalam format 3D dan siap dianimasikan. Jaman itu, software 3D seperti ini sangat membantu dalam membuat animasi terutama untuk keperluan grafis di stasiun TV.
Sebelum dibeli Logitech, QuickCam adalah produk inovatif dari Connectix - yang juga pembuat software-software utility untuk Macintosh. Dengan bentuk yang sederhana menyerupai bola mata, QuickCam ini mampu merekam video digital dan hasilnya bisa diattach ke email atau website. Jaman itu belum ada YouTube, jadi jangan harap bisa upload & sharing seketika.
Kemampuan multimedia Macintosh saat itu cukup 'canggih', didukung hardware & software dari kelas amatir hingga profesional. Desktop video editing pun bisa dilakukan di komputer rumah tanpa peralatan 'mahal' dan rumit. Radius VideoVision ini memungkinkan Macintosh men-capture video analog ke dalam bentuk digital. Dengan tambahan hardware interface & sebuah NuBUS card, Macintosh bisa record still frame atau real-time dalam ukuran 640 x 480 pixel (tergantung kemampuan Macintosh dan jumlah RAM) dalam 30 frame per second.
Kemudian ada SoundEdit 16 (kemudian dibeli Macromedia) yang mampu mengedit suara dalam kualitas 16bit. Dan juga VideoFusion, software movie editing untuk home production, sebagai alternatif dari Adobe Premiere.
Buat yang senang ngoprek 3D animation era itu pasti kenal dengan Specular Infini-D. Software yang banyak digunakan di industri TV dengan kemampuan renderingnya yang relatif cepat. Integrasi dengan Adobe Photoshop jadi satu fitur andalan selain kemudahan penggunaannya.
Merasa terbantu dengan fitur layers di Adobe Photoshop? Sebelum versi 3.0, pengguna Photoshop tidak mengenal layers dalam melakukan pekerjaan image processing. Andalannya adalah multiple alpha channels. Begitu ada multiple layers, desainer grafis seluruh dunia serentak bersyukur.
Di era itu, ada software efek & filter untuk image processing andalan bernama Kai's Power Tool atau KPT. Sebelum ada kreasi Kai ini, jangan harap bisa membuat bevel atau drop shadow dengan mudah.
Pekerjaan melukis digital di Macintosh terbantu dengan software Painter 3.0 buatan Fractal Design. Seluruh dunia takjub dengan kemampuannya dalam membuat efek yang sangat realistis seperti melukis di atas kanvas, apalagi saat itu digitizer tablet seperti Wacom sudah beredar di pasaran dengan harga terjangkau. Corel kemudian membeli perusahaan tersebut dan meneruskan Painter hingga kini.
Di jaman itu, semua orang tahu tentang persaingan antara Adobe Illustrator dan Aldus Freehand, dua software utama dalam pekerjaan vector image editing. Hingga kemudian dibeli Macromedia, Freehand masih cukup eksis di kalangan desainer grafis. Sempat terjadi jurang pemisah & spesialisasi antara kubu pengguna Illustrator dan Freehand. Familiar dengan pertanyaan "Lo desainer Illustrator atau Freehand?"
Saat Macromedia bertekuk pada Adobe, Freehand pun harus satu saudara dengan Illustrator. Sejalan dengan waktu, Freehand jdi-anaktiri-kan oleh Adobe. Bersama Pagemaker, hingga akhirnya lenyap, mengalah pada InDesign & Illustrator.
Masih banyak lembar-lembar menarik pada katalog ini. Akan kami lanjutkan dengan update baru lain waktu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment